Yendi Widya Kota Bengkulu Bunga Rafflesia Bunga Raflesia Kawan Kawan Kawan Yendi ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WILUJENG SUMPING

Senin, 26 Desember 2011

Pendidikan dan Proses Humanisasi


Manusia adalah sebagai makhluk sosial ( Homo Sosius ), yang dibekali Tuhan dengan akal, di mana akal akan menjadikan manusia mengetahui segala sesuatu. Sesuatu yang sepele terkadang terlupakan begitu saja dalam kehidupan. Manusia sering terfokus kepada persoalan besar, namun sering kali terlena pada permasalahan yang sepele.

Padahal bila ditinjau secara filosofis, akan menjadi fondasi untuk membangun kesadaran intelektual. Maka dari itu manusia seharusnya memahami hakekat diri dan lingkungan dalam proses perubahan. Proses penyadaran di sini menjadi amat penting di dalam kehidupan manusia.

Pendidikan merupakan proses yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di belahan dunia manapun. Namun pendidikan yang diharapkan sebagai bagian dari proses kehidupan yang dapat mengentaskan manusia dari penindasan dan kesengsaraan ternyata menjadi bagian yang menindas manusia itu sendiri.

Oleh karena itu bagaimana sekarang memposisikan proses pembelajaran sebagai hal yang suci dan sesuai dengan harapan masyarakat, yaitu sebuah proses pembelajaran yang tidak menindas dan tidak ada yang tertindas. Ketika seseorang merasakan hak-haknya dirampas, maka seharusnya ia menuntut.

Pada dasarnya tidak ada yang dapat mengubah nasib kita kecuali diri kita sendiri. Oleh karena itu, setiap manusia harus berusaha keluar dari segala bentuk penindasan dan berusaha memerangi setiap bentuk penindasan. Selama ini kita melihat penindasan justru lahir dari dunia pendidikan yang selama ini kita banggakan.

Sekolah selama ini dijadikan sebuah pabrik, di mana lulusan-lulusannya siap menjadi tenaga kerja siap pakai. Maka sebagian fungsi sekolah yang ada di Indonesia tidak lebih hanya sebagai cara untuk mencari bekal untuk kerja. Tidak mengherankan ketika siswa tidak menjadi semakin cerdas, tapi menjadi semakin beringas dan brutal.

Tawuran pelajar terjadi dimana-mana dan banyak sekali penyalahgunaan NARKOBA yang dilakukan oleh pelajar. Hal itu merupakan bukti ketidakberhasilan sekolah untuk membentuk siswa menjadi manusia pembelajar. Pembelajar adalah individu-individu yang dapat memilah dan memilih mana yang baik dan yang buruk.

Beberapa contoh di atas merupakan pertanda bahwa pendidikan hanya dijadikan ajang penindasan bagi siswa. Erat kaitannya dengan hal tersebut, Freire yang adalah seorang tokoh pendidikan menggagas adanya concientizacao ( kesadaran untuk melakukan ). Concientizacao adalah kesadaran untuk melakukan pembelaan kemanusiaan. Dapat memberantas buta huruf di kalangan orang dewasa misalnya, dimaknai sebagai usaha membebaskan manusia dari belenggu kebodohan.

Freire mengklarifikasikan kesadaran dalam tiga hal. Pertama, kesadaran magis ( magical conciousness ) yaitu kesadaran yang tidak mampu melihat kaitan antara satu faktor dengan yang lainnya, dalam hal ini melihat faktor di luar manusia. Kedua, kesadaran naf ( Naival consciousness ) yaitu manusia menjadi akar penyebab masalah masyarakat. Ketiga, kesadaran kritis ( critical conciousness ) yaitu sistem dan struktur sebagai sumber masalah. Kritis penyadaran struktur dan sistem politik, sosial, ekonomi, budaya pada masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa kritisme sangatlah penting di dalam pelembagaan penyadaran masyarakat.

Sebuah kenyataan tidak harus menjadi suatu keharusan. Jika kenyataan menyimpang dari keharusan, maka tugas manusia untuk merubahnya, agar sesuai dengan apa yang seharusnya. Kenyataan tersebut sering disebut dengan fitrah. Fitrah manusia sejati adalah pelaku ( subyek ), bukan obyek atau penderita. Fitrah manusia adalah menjadi merdeka dan menjadi bebas. Kesemuanya itu sering disebut dengan tujuan humanisasi Freire.

Freire juga menyebutkan pendidikan seharusnya berorientasi kepada pengenalan realitas dari manusia dan dirinya. Hal itu berarti bahwa pendidikan bukan hanya sebagai ajang transfer of knowledge akan tetapi bagaimana ilmu pengetahuan dijadikan sarana untuk mendidik manusia agar mampu membaca realitas sosial. Hal ini juga didukung oleh Lodge yang menyatakan life is education, education is life.

*) Penulis adalah Benny Setiawan, mahasiswa fakultas Syari'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Minggu, 25 Desember 2011

Istriku Bukan Bidadari, Tapi Aku Pun Bukan Malaikat


Alhamdulillah, salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya.

Anda telah berkeluarga? Bagaimana pengalaman Anda selama mengarungi bahtera rumah tangga? Semulus dan seindah yang Anda bayangkan dahulu?

Mungkin saja Anda menjawab, “Tidak.”

Akan tetapi, izinkan saya berbeda dengan Anda, “Ya,” bahkan lebih indah daripada yang saya bayangkan sebelumnya.


Saudaraku, kehidupan rumah tangga memang penuh dengan dinamika, lika-liku, dan pasang surut. Kadang Anda senang, dan kadang Anda bersedih. Tidak jarang, Anda tersenyum di hadapan pasangan Anda, dan kadang kala Anda cemberut dan bermasam muka.

Bukankah demikian, Saudaraku?

Berbagai tantangan dan tanggung jawab dalam rumah tangga senantiasa menghiasi hari-hari Anda. Semakin lama umur pernikahan Anda, maka semakin berat dan bertambah banyak perjuangan yang harus Anda tunaikan.

Tanggung jawab terhadap putra-putri, pekerjaan, karib kerabat, masyarakat, dan lain sebagainya.

Di antara tanggung jawab yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan Anda ialah tanggung jawab terhadap pasangan hidup Anda.

Sebelum menikah, sah-sah saja Anda sebagai calon suami membayangkan bahwa pasangan hidup Anda cantik rupawan, bangsawan, kaya raya, patuh, pandai mengurus rumah, penyayang, tanggap, sabar, dan berbagai gambaran indah.

Bukankah demikian, Saudaraku?

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Biasanya, seorang wanita dinikahi karena empat pertimbangan: harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, hendaknya engkau lebih memilih wanita yang beragama, niscaya engkau beruntung.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Al-Qurthubi menjelaskan makna hadits ini dengan berkata, “Empat pertimbangan inilah yang biasanya mendorong seorang lelaki untuk menikahi seorang wanita. Dengan demikian, hadits ini sebatas kabar tentang fakta yang terjadi di masyarakat, dan bukan perintah untuk menjadikannya sebagai pertimbangan. Secara tekstual pun, hadits ini menunjukkan bahwa dibolehkan menikahi seorang wanita dengan keempat pertimbangan itu. Akan tetapi, hendaknya pertimbangan agama lebih didahulukan.”

Keterangan al-Qurthubi ini semakna dengan hadits yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Amr al-’Ash radhiyallahu ‘anhu, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَعَسَى حُسْنُهُنَّ أَنْ يُرْدِيَهُنَّ وَلاَ تَزَوَّجُوهُنَّ لِأَمْوَالِهِنَّ فَعَسَى أَمْوَالُهُنَّ أَنْ تُطْغِيَهُنَّ وَلَكِنْ تَزَوَّجُوهُنَّ عَلَى الدِّينِ وَلَأَمَةٌ خَرْمَاءُ سَوْدَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ

‘Janganlah engkau menikahi wanita hanya karena kecantikan parasnya, karena bisa saja parasnya yang cantik menjadikannya sengsara. Jangan pula engkau menikahinya karena harta kekayaannya, karena bisa saja harta kekayaan yang ia miliki menjadikan lupa daratan. Akan tetapi, hendaklah engkau menikahinya karena pertimbangan agamanya. Sungguh, seorang budak wanita berhidung pesek dan berkulit hitam, tetapi ia patuh beragama, lebih utama dibanding mereka semua.’” (Hr. Ibnu Majah; oleh al-Albani dinyatakan sebagai hadits yang lemah)

Akan tetapi, sekarang, setelah Anda menikah, terwujudkah seluruh impian dan gambaran yang dahulu terlukis dalam lamunan Anda?

Bila benar-benar seluruh impian Anda terwujud pada pasangan hidup Anda, maka saya turut mengucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat. Bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati atau kecewa.

Saudaraku, besarkan hati Anda, karena nasib serupa tidak hanya menimpa Anda seorang, tetapi juga menimpa kebanyakan umat manusia.

عَنْ أَبِى مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَمُلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلاَّ آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ

Abu Musa radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Banyak lelaki yang berhasil menggapai kesempurnaan, sedangkan tidaklah ada dari wanita yang berhasil menggapainya kecuali Asiyah istri Fir’aun dan Maryam binti Imran. Sesungguhnya, kelebihan Aisyah dibanding wanita lainnya bagaikan kelebihan bubur daging [1] dibanding makanan lainnya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Saudaraku, berbahagia dan berbanggalah dengan pasangan hidup Anda, karena pasangan hidup Anda adalah wanita terbaik untuk Anda!

Anda tidak percaya? Silakan Anda membuktikannya. Bacalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini, lalu terapkanlah pada istri Anda.

لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

“Tidak pantas bagi lelaki yang beriman untuk meremehkan wanita yang beriman. Bila ia tidak menyukai satu perangai darinya, pasti ia puas dengan perangainya yang lain.” (Hr. Muslim)

Saudaraku, Anda kecewa karena istri Anda kurang pandai memasak? Tidak perlu khawatir, karena ternyata istri Anda adalah penyayang.

Anda kurang puas dengan istri Anda yang kurang pandai mengurus rumah dan kurang sabar? Tidak usah berkecil hati, karena ia begitu cantik rupawan.

Anda berkecil hati karena istri Anda kurang cantik? Segera besarkan hati Anda, karena ternyata istri Anda subur sehingga Anda mendapatkan karunia keturunan yang shalih dan shalihah. Coba Anda bayangkan, betapa besar penderitaan Anda bila Anda menikahi wanita cantik akan tetapi mandul.

Demikianlah seterusnya.

Tidak etis dan tidak manusiawi bila Anda hanya pandai mengorek kekurangan istri, namun Anda tidak mahir dalam menemukan kelebihan-kelebihannya. Buktikan Saudaraku, bahwa Anda benar-benar seorang suami yang berjiwa besar, sehingga Anda peka dan lihai dalam membaca kelebihan pasangan Anda.

Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu peka dan mahir dalam membaca segala hal, termasuk suasana hati istrinya. Aisyah mengisahkan,

قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: إِنِّي لَأَعْلَمُ إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً، وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى . قَالَتْ: فَقُلْتُ مِنْ أَيْنَ تَعْرِفُ ذَلِكَ، فَقَالَ: أَمَّا إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً فَإِنَّكِ تَقُولِيْنَ لاَ وَرَبِّ مُحَمَّدٍ، وَإِذَا كُنْتِ غَضْبَى قُلْتِ لاَ وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ. قَالَتْ: قُلْتُ أَجَلْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَهْجُرُ إِلاَّ اسْمَكَ

“Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Sungguh, aku mengetahui bila engkau ridha kepadaku, demikian pula bila engkau sedang marah kepadaku.’ Spontan, Aisyah bertanya, ‘Darimana engkau dapat mengetahui hal itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Bila engkau sedang ridha kepadaku, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad. Adapun bila engkau sedang dirundung amarah, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim.’’ Mendengar penjelasan ini, Aisyah menimpalinya dan berkata, ‘Benar, sungguh demi Allah, wahai Rasulullah, ketika aku marah, tiada yang aku tinggalkan, kecuali namamu saja.’” (Muttafaqun ‘alaihi)

Demikianlah teladan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau begitu peka dengan suasana hati istrinya, sehingga beliau bisa membaca isi hati istrinya dari ucapan sumpahnya. Walaupun Aisyah berusaha untuk menyembunyikan isi hatinya, tetap bermanis muka, senantiasa berada di sanding Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berbicara seperti biasa, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat menebak suasana hatinya dari perubahan cara bersumpahnya. Luar biasa, perhatian, kejelian, dan kepekaan yang tidak ada bandingnya.

Tidak mengherankan, bila beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

“Orang terbaik di antara kalian ialah orang yang terbaik dalam memperlakukan istrinya, dan aku adalah orang terbaik di antara kalian dalam memperlakukan istriku.” (Hr. At-Tirmidzi)

Bagaimana dengan Anda, Saudaraku? Dengan apa Anda dapat mengenali dan meraba suasana hati pasangan Anda?

Saudaraku, tidak ada salahnya bila sejenak Anda kembali memutar lamunan dan gambaran tentang istri ideal dan idaman yang pernah singgah dalam benak Anda. Selanjutnya, bandingkan gambaran istri idaman Anda dengan gambaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kaum wanita berikut ini,

الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

“Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah, dan bila engkau bersenang-senang dengannya, niscaya engkau dapat bersenang-senang dengannya, sedangkan ia adalah bengkok.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Pada riwayat lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَسْتَقِيمُ لَكَ الْمَرْأَةُ عَلَى خَلِيقَةٍ وَاحِدَةٍ وَإِنَّمَا هِيَ كَالضِّلَعُ إِنْ تُقِمْهَا تَكْسِرْهَا وَإِنْ تَتْرُكْهَا تَسْتَمْتِعْ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

“Tidak mungkin istrimu kuasa bertahan dalam satu keadaan. Sesungguhnya, wanita itu bak tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah. Adapun bila engkau biarkan begitu saja, maka engkau dapat bersenang-senang dengannya, (tetapi hendaklah engkau ingat) ia adalah bengkok.” (Hr. Ahmad)

Nah, sekarang, silakan Anda mengorek memori Anda tentang wanita pendamping hidup Anda. Temukan berbagai kelebihan padanya, dan selanjutnya tersenyumlah, karena ternyata istri Anda memiliki banyak kelebihan.

Lalu, bila pada suatu hari Anda merasa tergoda oleh kecantikan wanita lain, maka ketahuilah bahwa sesuatu yang dimiliki oleh wanita itu ternyata juga telah dimiliki oleh istri Anda. Maka, bergegaslah untuk membuktikan hal ini pada istri Anda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا

“Bila engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu! Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal yang dimiliki oleh wanita yang engkau lihat itu.” (Hr. At-Tirmidzi)

Demikianlah caranya agar Anda dapat senantiasa puas dan bangga dengan pasangan hidup Anda. Anda selalu dapat merasa bahwa ladang Anda tampak hijau, sehijau ladang tetangga, dan bahkan lebih hijau.

Selamat berbahagia dengan pasangan hidup yang telah Allah karuniakan kepada Anda. Semoga Allah memberkahi bahtera rumah tangga Anda.

Sebaliknya, sebagai calon istri, Anda juga berhak untuk mendambakan pasangan hidup yang tampan, gagah, kaya raya, pandai, berkedudukan tinggi, penuh perhatian, setia, penyantun, dermawan, dan lain sebagainya.

Betapa indahnya gambaran rumah tangga Anda, dan betapa istimewanya pasangan hidup Anda, andai gambaran Anda ini dapat terwujud. Bukankah demikian, Saudariku?

Saudariku, setelah Anda menikah, benarkah seluruh kriteria suami ideal yang pernah menghiasi lamunan Anda ini terwujud pada pasangan hidup Anda?

Bila benar terwujud, maka saya ucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat, dan bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati.

Besarkan hatimu, wahai Saudariku! Percayalah, bahwa pada pasangan hidup Anda ternyata terdapat banyak kelebihan.

Bila selama ini, Saudari ciut hati karena suami Anda miskin harta, maka tidak perlu khawatir, karena ia penuh dengan perhatian dan tanggung jawab.

Bila selama ini, Saudari kecewa karena suami Anda ternyata kurang tampan, maka percayalah bahwa ia setia dan bertanggung jawab.

Andai selama ini, Saudari kurang puas karena suami Anda kurang perhatian dengan urusan dalam rumah, tetapi ia begitu membanggakan dalam urusan luar rumah.

Juga, andai selama ini, sikap suami Anda terhadap Anda kurang simpatik, maka tidak perlu hanyut dalam duka dan kekecawaan, karena ia masih punya jasa baik yang tidak ternilai dengan harta. Ternyata, selama ini, suami Anda telah menjaga kehormatan Anda, menjadi penyebab Anda merasakan kebahagiaan menimang putra-putri Anda.

Saudariku, Anda tidak perlu hanyut dalam kekecewaan karena suatu hal yang ada pada diri suami Anda. Betapa banyak kelebihan-kelebihan yang ada padanya. Berbahagia dan nikmatilah kedamaian hidup rumah tangga bersamanya.

Berlarut-larut dalam kekecewaan terhadap suatu perangai suami Anda dapat menghancurkan segala keindahan dalam rumah tangga Anda. Bukan hanya hancur di dunia, bahkan berkelanjutan hingga di akhirat kelak.

Saudariku, simaklah peringatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini. Agar anda dapat menjadikan bahtera rumah tangga Anda seindah dambaan Anda.

أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ، قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Aku diberi kesempatan untuk menengok ke dalam neraka, dan ternyata kebanyakan penghuninya ialah para wanita, akibat ulah mereka yang selalu kufur/ingkar.” Spontan, para shahabat bertanya, “Apakah yang engkau maksud adalah mereka kufur/ingkar kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka terbiasa ingkar terhadap perilaku baik, dan ingkar terhadap jasa baik. Andai engkau berbuat baik kepada mereka seumur hidupmu, lalu ia mendapatkan suatu hal padamu, niscaya mereka begitu mudah berkata, ‘Aku tidak pernah mendapatkan kebaikan sedikit pun darimu.’” (Muttafaqun ‘alaihi)

Anda mendambakan kebahagian dalam rumah tangga?

Temukanlah bahwa kebahagian hidup dan berumah tangga terletak pada genggaman tangan suami Anda. Pandai-pandailah membawa diri, sehingga suami Anda rela membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan kebahagian berumah tangga kepada Anda.

Percayalah Saudariku, suami Anda adalah pasangan terbaik untuk Anda.

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا اُدْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Bila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadan, menjaga kesucian dirinya, dan taat kepada suaminya, niscaya kelak akan dikatakan kepadanya, ‘Silakan engkau masuk ke surga dari pintu mana pun yang engkau suka.’” (Hr. Ahmad dan lainnya)

Tidakkah Anda mendambakan termasuk orang-orang mukminah yang mendapatkan kebebasan masuk surga dari pintu yang mana pun?

Kunci Keberhasilan Rumah Tangga

Saudaraku, mungkin selama ini Anda bersama pasangan hidup Anda, terus berusaha mencari pola rumah tangga yang dapat mendatangkan kebahagiaan untuk Anda berdua.

Anda berhasil menemukannya?

Bila Anda berhasil, maka saya ucapkan selamat berbahagia. Adapun bila belum, maka segera temukan kunci keberhasilan rumah tangga Anda pada firman Allah berikut,

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.” (Qs. al-Baqarah: 228)

Hak pasangan Anda setimpal dengan kewajiban yang ia tunaikan kepada Anda. Semakin banyak Anda menuntut hak Anda, maka semakin banyak pula kewajiban yang harus Anda tunaikan untuknya.

Shahabat Abdullah bin ‘Abbas memberikan contoh nyata dari aplikasi ayat ini dalam rumah tangganya. Pada suatu hari, beliau berkata, “Sesungguhnya, aku senang untuk berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku berdandan demiku, karena Allah Ta’ala telah berfirman,

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.’

Aku pun tidak ingin menuntut seluruh hakku atas istriku, karena Allah juga telah berfirman,

وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

‘Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.’” (Hr. Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabari)

Bagaimana dengan dirimu, wahai saudara dan saudariku? Kapankah Anda berdandan? Ketika sedang berada di rumah atau ketika hendak keluar rumah? Selama ini, sejatinya, untuk siapa Anda berdandan? Benarkah Anda berdandan untuk pasangan Anda, ataukah Anda berdandan dan tampil menawan untuk orang lain?

Saudaraku, bahu-membahu, saling melengkapi kekurangan, dan saling pengertian adalah salah satu prinsip dasar dalam membangun rumah tangga. Tidak layak bagi Anda untuk berperan sebagai penonton setia ketika pasangan Anda sedang mengerjakan pekerjaannya. Usahakan sebisa Anda untuk turut menyelesaikan pekerjaannya. Demikianlah, dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan dalam rumah tangga beliau.

Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan,

كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا سَمِعَ الأَذَانَ خَرَجَ

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sebagian pekerjaan istrinya, dan bila beliau mendengar suara azan dikumandangkan, maka beliau bergegas menuju ke mesjid.” (Hr. Bukhari)

Constance Gager, ketua studi sekaligus asisten profesor di Montclair State University, Montclair, New Jersey, mengadakan penelitian tentang hubungan perilaku suami-istri dengan keromantisan dalam bercinta. Ia mengelompokkan para suami yang menjadi objek penelitiannya ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama adalah suami-suami yang tidak peduli dan jarang membantu pekerjaan istri. Kelompok kedua adalah suami-suami yang sering turut serta dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga istri.

Hasilnya luar biasa! Suami di kelompok kedua, yaitu yang sering membantu pekerjaan istrinya, terbukti lebih romantis dan lebih sering memadu cinta dengan pasangannya. Hubungan yang harmonis dan indah, begitu kental dalam rumah tangga mereka.

Sejatinya, penemuan ini bukanlah hal baru, karena secara logika, suami yang dengan rendah hati membantu pekerjaan istrinya pastilah lebih dicintai oleh istrinya. Tentunya, ini memiliki hubungan erat dengan keromantisan suami-istri dalam bercinta.

Sebaliknya, istri yang peduli dengan pekerjaan suami, pun akan mengalami hal yang sama.

Nah, bagaimana dengan diri Anda, wahai Saudaraku?

Selamat membuktikan resep manjur ini! Semoga berbahagia, dan hubungan Anda berdua semakin romantis dan harmonis.

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Wallahu a’lam bish-shawab.

Penulis: Ustadz Arifin Badri, Lc., M.A.

===
catatan kaki:
[1] Para ulama pensyarah hadits menjelaskan bahwa bubur daging adalah makanan paling istimewa di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlebih-lebih bubur daging mudah pembuatannya dan selanjutnya mudah pula menelannya.

Sumber:

PengusahaMuslim.com

Rabu, 14 Desember 2011

Do'a Wanita (Memperingati Hari Ibu tanggal 22 Desember 2011)


1. Doa wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah S.A.W. akan hal tersebut, jawab baginda: “Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”

2. Wanita yang salehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang lelaki yang soleh.

3. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis karena takutkan Allah S.W.T. dan orang yang takut akan Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

4. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S.

5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.) di dalam syurga.

6. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.

7. Daripada Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

8. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

9. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).

12. Aisyah r.a. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W., siapakah ang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap lelaki?” Jawab Rasulullah
S.A.W.”Ibunya.”

13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa sebulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki.

14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T.

17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

18. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

19. Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.

20. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang lelaki Saleh.

21. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk daripada 1,000 lelaki yang jahat.

22. 2 rakaat shalat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.

23. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (susu badan) akan dapat satu pahala daripada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.

24. Wanita yang melayan dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.

25. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.

26. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.

27. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.

28. Wanita yang memerah susu binatang dengan “bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.

29. Wanita yang menguli tepung gandum dengan “bismillah”, Allah akan berkatkan rezekinya.

30. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.

31. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.

32. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.

33. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.

34. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.

35. Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.

36. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 1/2 tahun), maka malaikat-malaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga wajib baginya.

37. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.

38. Jika wanita memijit suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memijit suami bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.

39. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.

40. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.

41. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya yaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.

Kekuatan Doa

Dalam kitab Fiqhus Sirah karya Syekh Muhammad al-Ghazali, Imam Muslim meriwayatkan bahwa sewaktu Perang Badar, Rasulullah SAW berdoa di dalam kemah. Rasulullah berdoa dengan penuh khusyuk dan merendah diri seraya menengadahkan kedua telapak tangannya ke langit memohon supaya diberi kekuatan untuk mengalahkan musuh.

Di antara doa yang beliau ucapkan adalah: ”Ya Allah, kalau pasukan kaum Muslimin ini sampai binasa, maka Engkau tidak akan disembah lagi oleh manusia di muka bumi ini.” Kemudian beliau memperkeras suaranya, ”Ya Allah, tunaikanlah janji yang telah Engkau berikan kepadaku, ya Allah pertolongan-Mu ya Allah!”

Beliau mengangkat kedua belah tangannya sedemikian tinggi hingga burdahnya jatuh dari pundaknya tanpa disadarinya, sehingga Abu Bakar menyampirkan kembali burdah itu di atas pundak beliau seraya berkata dengan perasaan haru, ”Ya Rasulallah, kurangilah kesedihan Anda dalam berdoa kepada Allah! Allah pasti akan memenuhi janji yang telah diberikan kepada Anda!”

Di tengah begitu banyaknya musibah dan bencana yang menerpa dan mendera bangsa Indonesia saat ini, baik itu berupa krisis ekonomi, politik, hukum, dan moral, serta bencana alam berupa banjir, kebakaran hutan, kemarau panjang, pertumpahan darah di banyak wilayah negeri ini, serta musibah-musibah lainnya, kisah di atas selayaknya dapat memberikan pelajaran kepada kita.

Doa itu senjata dan kekuatan orang beriman (HR Al-Hakim dari Ali bin Abi Thalib). Ibnu Qayyim mengatakan, ”Jika perisai doamu lebih kuat dari musibah maka ini akan menolaknya, tetapi jika musibah lebih kuat dari perisai doamu, maka ia akan menimpamu, namun doa itu sedikitnya tetap akan mengurangi efeknya. Dan jika perisai doamu seimbang dengan kekuatan musibah, maka keduanya akan bertarung.”

Tak ada gunanya waspada menghadapi takdir, namun doa bermanfaat menghadapi takdir sebelum dan sesudah ia turun dan sesungguhnya ketika musibah itu ditakdirkan turun dari langit maka ia akan segera disambut oleh doa di bumi lalu keduanya bertarung sampai hari kiamat (HR Ahmad, al-Hakim dan Thabarani).

Begitulah kekuatan doa, ketika segala daya dan upaya telah kita lakukan untuk mengatasi berbagai macam persoalan kehidupan, maka sudah selayaknya kita tetap berdoa kepada Allah SWT. Ketika seorang sahabat Rasulullah selalu langsung meninggalkan masjid setelah selesai shalat tanpa berdoa, Nabi pun menegurnya dengan pertanyaan, ”Apakah kamu sama sekali tidak mempunyai kebutuhan kepada Allah?” Sahabat itu pun terperanjat dan mulai memahami arti doa, maka setelah itu ia pun rajin berdoa kepada Allah. ”Bahkan,” katanya di kemudian hari, ”garam pun kuminta kepada Allah SWT.”

Nah, marilah kita berdoa, sebagaimana yang diperintahkan di dalam firman-Nya, ”Dan Tuhanmu berkata, ‘berdoalah kepada-Ku niscaya akan Kupenuhi permintaanmu’.” (QS Al Ghafir ayat 60)

Minggu, 11 Desember 2011

Rp 1,8 Triliun untuk Peningkatan Lembaga PAUD


JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pendidikan Nasional akan menggelontorkan dana sebesar Rp 1,8 triliun untuk mendorong terciptanya peningkatan mutu dan akses PAUD yang terpadu dengan tempat pendidikan anak dan lembaga keagamaan, serta jaminan kesejahteraan bagi para tenaga pendidiknya.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Kemdiknas Hamid Muhammad mengatakan, konsentrasi pemerintah pusat terhadap PAUD merupakan salah satu upaya mempersiapkan 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045. Menurutnya, generasi mendatang sangat ditentukan oleh pendidikan bermutu yang diterapkan sejak usia sedini mungkin.

"Pusat (Kemdikbud) menyiapkan Rp 1,8 triliun untuk PAUD, kabupaten/kota juga mulai memiliki anggaran untuk itu. Jangan lupa, jika 99 persen PAUD adalah milik masyarakat dan mereka yang memiliki budget lebih besar," kata Hamid, di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Jumat lalu.

Ia menjelaskan, pemerintah pusat telah menyiapkan berbagai program untuk peningkatan akses lembaga PAUD, termasuk jaminan kesejahteraan para tenaga pendidiknya.

Untuk peningkatan akses, Kemdiknas akan segera membuat program rintisan PAUD untuk daerah-daerah terpencil dan kurang mampu, serta mendorong lembaga-lembaga PAUD nonformal menjadi taman kanak-kanak (TK).

"Jika kita melakukan itu, kita akan memiliki 65.000 TK. Jika dikali 20 anak per-TK, kita akan memiliki 1,2 juta tambahan siswa," jelasnya.

Tak hanya itu, Kemdiknas juga akan membangun gerakan PAUD berbasis lembaga keagamaan yang memanfaatkan tempat peribadatan untuk menunjang kegiatan pembelajarannya. Menurutnya, gerakan ini akan sangat bermanfaat. Jika menggunakan 100.000 tempat ibadah untuk menampung masing-masing 20 anak, jumlah anak-anak yang terlibat dalam kegiatan tersebut akan mencapai dua juta orang.

"Tidak hanya itu, standar pelayanan minimal juga ditetapkan agar layanan PAUD tidak sekedarnya dan bisa maksimal. Walau pendekatan di setiap daerah berbeda, tapi tetap menggunakan standar kurikulum yang seragam," ujarnya.

Nuh: PAUD Wajib? Bagus, tetapi...


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mendukung usulan Ibu Negara Ani Yudhoyono, yang juga merupakan Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tingkat Nasional, untuk mendorong PAUD menjadi pendidikan prapendidikan dasar.

Nuh mengatakan, PAUD merupakan penopang pendidikan dasar dan pendidikan selanjutnya. Namun, jika PAUD benar-benar diwajibkan, harus dilakukan kajian yang mendalam apakah wajib dalam arti dipenuhi seluruh kebutuhannya seperti pada pendidikan dasar, atau hanya sekedar wajib sebagai program pendidikan utama yang dikhususkan.

"Ini pemikiran menarik, tapi tetap harus dikategorikan wajib seperti apa," kata Nuh, seusai mengikuti Puncak Gebyar PAUD, di Taman Mini Indonesia Indah, di Jakarta, Senin (12/12/2011).

Menurutnya, PAUD sebaiknya hanya diwajibkan dalam arti menjadi utama dan mendapatkan perhatian khusus.

"Ada aspek legal, dan ada undang-undangnya. Tapi hanya kita khususkan, ada anggaran dan gurunya juga kita berikan tunjangan profesi dengan catatan telah menempuh program D4 atau S1," kata Nuh.

Tiga Pesan Ani Yudhoyono untuk PAUD

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono, yang hari ini resmi didaulat menjadi Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nasional pada Puncak Gebyar PAUD 2011, Senin (12/12/2011), memberikan tiga pesan untuk pengembangan mutu PAUD yang lebih baik pada masa mendatang. Hal ini, menurutnya, sekaligus sebagai upaya memberikan kado 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045 mendatang.

Dalam sambutannya sesaat setelah resmi menjadi Bunda PAUD Nasional, Ani menyampaikan tiga pesan tersebut. Pertama, ia menyerukan agar PAUD dijadikan sebagai pendidikan prapendidikan dasar yang harus diikuti oleh seluruh anak Indonesia. Menurutnya, hal itu akan membawa dampak positif setidaknya dalam waktu empat tahun mendatang sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD Indonesia.

Kedua, ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan peran dan usahanya dalam rangka memajukan PAUD. Ia menilai, banyaknya lembaga PAUD saat ini merupakan cerminan minatnya masyarakat terhadap PAUD.

"Minat besar masyarakat tentu sangat saya hargai. Pemerintah juga perlu memfasilitasi, agar jangkauan layanan PAUD semakin meningkat," kata Ani, dalam puncak Gebyar PAUD, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

Ketiga, kata Ani, peran Bunda PAUD merupakan profesi sukarela yang berlandaskan pada cinta dan kasih sayang. Untuk itu, ia mengajak agar seluruh Bunda PAUD di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota untuk menjadi lokomotif dalam mewujudkan PAUD yang lebih baik.

"Sehingga semua bisa berjalan sinergis dalam mengemban tugas mulia ini. Para Bunda PAUD, guru PAUD, dan orangtua agar terus mendidik dengan penuh kasih sayang serta merangsang pendidikan secara jasmani dan rohani agar anak-anak memiliki kesiapan yang tangguh," ujarnya.

Ibu Negara juga berpesan, agar semua pihak tidak segan melakukan diskusi dan memanfaatkan potensi budaya serta kekayaan alam yang terdapat di sekitarnya dalam melakukan kegiatan PAUD. Dalam Puncak Gebyar PAUD 2011, Ani Yudhoyono juga menyempatkan diri melakukan senam dan bermain angklung bersama sekitar 5000 anak usia dini dan Taman Kanak-kanak.

Rabu, 07 Desember 2011

PEMIMPIN YANG MAMPU MEMBANGKITKAN BANGSA

Peringatan hari kebangkitan nasional ke 103 pada tanggal 20 Mei 2011, dinilai cukup berbeda. Karena momentum ini diperingati menjelang pemilihan Walikota dan wakil Walikota 15 juli tahun mendatang. Dari peringatan ini kita berharap menumbuhkan kesadaran kepada seluruh warga Kota Bengkulu, bahwa hari ini Kota Bengkulu membutuhkan pemimpin yang mampu mebangkitkan Kota Bengkulu agar bias keluar dari segala persoalan yang tengah melanda.
Kondisi bengkulu hari ini mungkin jauh lebih maju dibandingkan 103 tahun lalu. Pada saat itu Kondisi Bengkulu berada dalam kekurang mengertian, dera penjajahan membuat rakyat menjadi miskin dan menderita. Kaum penjajah memandang kita sebagai bangsa yang tidak bermartabat dan lebih parah lagi tidak sedikit pejabat pangreh praja memikirkan kepentingan sendiri dan jabatannya semata- terutama demi keselamatan dan eksistensi jabatannya . Dalam praktik, mereka pun terkesan menindas rakyat dan bangsa sendiri, hanya sekedar untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda.
Mari kita bandingkan dengan kondisi Kota Bengkulu hari ini, tampaknya tidak juga lebih baik dari 103 tahun lalu. Saat ini Kota Bengkulu belum benar-benar terlepas dari penjajahan. Kapitalisme sebagai model penajajahan di era modern, tengah membelenggu kita dengan krisis global yang berkepanjangan. Kondisi perekonomian dan pendidikan rakyat belumlah membaik. Tingginya tingkat pengangguran berbanding lurus dengan tingginya ratting korupsi pejabat. Masih banyak sekali rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan. Angka putus sekolah karena kurang biaya tidak kunjung menurun. Alih-laih mendapatkan keadilan dan kesejahteraan, harga kebutuhan bahan pokok naik tak terkendali.
Dari catatan sejarah, kita melihat proses berdirinya Boedi Utomo sangatlah sederhana dan alamiah. Budi Utomo lahir dari pertemuan-pertemuan dan diskusi yang sering dilakukan di perpustakaan School tot Opleiding van Inlandsche Artsen oleh beberapa mahasiswa, di sela-sela kewajiban kuliah. Deklarasi pendirian Boedi Utomo tahun 1908 jauh dari hiruk pikuk kemewahan, dukungan, spanduk ataupun baliho. Akan tetapi gerakan ini mampu membangkitkan kesadaran rakyat Indonesia, serta memberikan bentuk perubahan yang berarti bagi bangsa ini.
Berbeda sekali dengan kondisi beberapa kubu pengusung Walikota dan wakil Walikota sekarang ini. Mereka terdiri dari para ahli dari berbagai ragam keilmuan. Walaupun yang mereka suarakan adalah pemberantasan kemiskinan dan membela kaum tertindas, akan tetapi acara yang mereka gelar selalu germelap dengan kemewahan. Dukungan, spanduk, serta iklan di berbagai media gencar mereka lakukan.
Siapapun Walikota yang akan terpilih nanti, akan dihadapkan pada persoalan besar yang tengah melanda kota ini. Tidak mudah untuk membangkitkan Kota Bengkulu dari amukan gelombang krisis global, yang menyebabkan lumpuhnya sector-sektor ekonomi dan berimbas meenggunungnya penganguran di kota ini. Masyarakat yang hidup diabawah garis kemiskinan masih begitu banyak. Harga bahan pokok tidak kunjung stabil, Program pendidikan dan kesehatan gratis dirasakan belum tepat sasaran. Cita-cita terciptanya masyarakat adil dan makmur masih jauh untuk dirasakan rakyat . Dalam upaya membangkitakn Kota Bengkulu dari kondisi tersebut, para calon pemimpin kita harus banyak belajar dari boedi oetomo.
Pertama : konsep kebangkitan bangsa lahir dari sebuah niat yang tulus untuk memperbaiki kondisi bangsa dan rakyat Indonesia, bukan dari ambisi untuk berkuasa. Niat yang tulus untuk mencerdaskan rakyat Indonesia dan membangun kesadaran untuk bangkit melawan penjajahan adalah kunci utama keberhasilan Boedi Oetomo. Sejarah mencatat lahirnya Boedi Oetomo mengilhami lahirnya gerakan-gerakan perlawan terhadap penjajah di tanah air. Membuka kesadaran masyarakat bukanlah memberi janji politik untuk menarik simpati rakyat, seperti yang dilakukan Partai-partai politik hari ini.
Kedua : Gerakan kebangkitan bangsa lahir dari diskusi-diskusi para tokoh yang konsern memikirkan kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia, bukan dari lobi-lobi politik untuk berbagi kekuasaan. Dalam benak para pendiri Boedi Oetomo tidak terbersit sedikitpun ambisi untuk memperoleh kedudukan jika Indonesia merdeka. Gerakan yang dibangun betul-betul untuk sebuah perjuangan menumbuhkan jiwa nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia, dengan satu tujuan kemerdekaan.
Ketiga : Gerakan Boedi Oetomo lebih mengedepankan perjuangan bukan sekedar flatform. Kesederhanaan dalam bersikap dan prilaku organisasi yang mereka tunjukan adalah bentuk perasaan senasib sepenangggungan terhadap kondisi bangsa ini, bukan pembentukan citra untuk menarik simpati.
Mungkin semua prilaku tersebut berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh elit-elit politik ditanah air. Kelompok yang mengklaim dirinya sebagai pejuang kepentingan rakyat ini, mengobral janji kemakmuran ditengah pola hidup mereka yang serba mewah, menabur harapan kesejahteraan di tengah keserakahan mereka menginefesiensikan APBD. Dalam kondisi seperti ini kita masih berharap para pemimpin kita mau belajar dari apa yang telah dilakukan Boedi Oetomo, dan para pendahulu kita yang telah mengorbankan jiwa raga, serta pemikiran mereka demi terciptanya kemerdekaan di negeri ini. Karena dengan semangat dan niat yang tulus untuk mengedepankan kepentingan bangsa, negeri ini akan segera bangkita dari segala permasalahan yang tengah melanda.
Akan tetapi jika para calon pemimpin kita lebih focus kepada opera rutin yang mereka biasa lakukan, kita hanya akan melihat bagaiman para aktor politik dan pemimpin kita, secara perlahan merobohkan negeri ini dan mengubur rakyatnya dalam penjajahan dan penderitaan tanpa akhir. Eric Hoffer sudah menuliskan itu sejak tahun 1951: ”Bila gerakan massa mulai menarik bagi orang yang lebih berminat memupuk kedudukannya sendiri saja, ini suatu tanda bahwa gerakan itu sudah tidak lagi bergairah mencipta dunia baru tetapi lebih condong merangkul dan memelihara masa kini. Gerakan itu tidak lagi merupakan suatu gerakan massa tetapi telah menjadi suatu usaha” Jelas sekali kondisi seperti ini sangat tidak kita harapkan. Mari Saudaraku kita harus cerdas dalam menentukan pilihan agar tujuan masyarakat adil dan makmur segera terwujud. Semoga.

Sabtu, 26 November 2011

MALIOBORO, DULU DAN SEKARANG



jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.

Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo,Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.

Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini.

Malioboro 2009 Malioboro 2010.Nama Malioboro berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga. Konon, jalan ini memang selalu dipenuhi bunga saat perayaan atau upacara tertentu. Malioboro 2011. Suasana kuno Malioboro masih terasa dengan masih berdirinya gedung-gedung dan bangunan tua peninggalan jaman Belanda. Malioboro 2012. Renovasi gedung-gedung baru membuat romantika Malioboro kuno makin tak terasa. Malioboro kini adalah Malioboro yang modern dan semrawut. Tapi Malioboro tetap saja membuat rindu.

Pusing Tugu Keliling 1755 Tugu Golong Gilig yang tingginya 25 m dibangun Sultan Hamengkubuwono I sebagai simbol miyos sinewaka. 1867 ambruk diguncang gempa dahsyat yang dinamai “Obah terus pitung bumi”. 1889 direnovasi Belanda, dengan tinggi 15 m. Makna tugu Golong Gilig sebagai simbol kekalahan Belanda jadi kabur. Sampai sekarang maknanya belum dikemukakan.
Jogjakarta, 26 November 2011

Cerita dan Rute Perjalanan Bengklu-Jakarta-Jogja



Ini adalah perjalanan perdanaku ke kota Jogjakarta dan terlebih istimewanya lagi perjalanan itu aku lakukan dengan sesepuh Penilik. Berbekal surat tugas dari Disdik Provinsi dan sedikit was-was, akhirnya aku dan sesepuh tadi putuskan untuk berangkat.

Aku ke Jogja dalam rangka melaksanakan koordinasi dan evaluasi di Hotel "Inna GARUDA" dengan sesepuh seperjuanganku Bapak Pa'im. S kami berangkat jam 16.20 wib dari Bengkulu ke Jakarta, berdasarkan prediksi di perjalanan dari Bengkulu-Jakarta “hanya” sekitar 50 menit. Sedikit tersenyum mendengar angka tersebut sehingga kami bisa memperhitungkan seberapa pegal badan dan seberapa panas pantat duduk di atas pesawat. Namun ternyata prediksi kami melenceng jauh sehingga kami harus merasakan ketenangan di atas pesawat Batavia Air. ( itu dibahas nanti deh…. hehe )

Mari lanjutkan ceritanya…

Dengan si Burung Besi ( batavia Air ) berangkatlah kami ke kota yang akan kami “curi” ilmunya tersebut. Kilometer demi kilometer kami lewati dengan masih diselingi candaan khas, namun semakin banyak kilometer kami lalui rasa capek mulai menghampiri dan candaan pun hilang tak berulang lagi. Rute Bengkulu-Jakarta masih santai,.. masuk kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta bibirpun mulai berkicau karena tiket tujuan Jakarta-Jogja sudah habis, jadi jalan yang kami lewati… ( nginap di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan bobo di kursi sambil cuci mata, masuk angin, perut lapar, haha......kasian deh lu.... ).

*PENTING untuk diperhatikan bagi para pembaca yang akan mengikuti jejak saya, hehe…

Perjalan lintas kota yang dilewati sampai tulisan ini diterbitkan banyak duka dan suka yang dilalui di sana-sini sehingga perlu sedikit waspada untuk kenyamanan perjalanan.

Benar-benar pengalaman tak terlupakan untuk kami…

Setelah kembali ke rute yang sebenarnya penantian panjang kami lanjutkan kembali dengan menumpang pesawat LION AIR pukul 05.55 Wib Jakata tujuan Jogja hingga akhirnya kami sampai didaerah Jogja pada pukul 07.10 Wib.

Begitulah akhir dari cerita…

~ Rute yang kami gunakan :
(BENGKULU – JAKARTA) SANGAT LANCAR..........PESAWAT BATAVIA AIR
(JAKARTA - JOGJA) LANCAR SIH (PESAWAT LION AIR) CUMA NGINAP SEMALAM DIBANDARA SOETA JAKARTA...heee....he....

SEJARAH BERDIRINYA KOTA YOGYAKARTA


Keberadaan Kota Yogyakarta tidak bisa lepas dari keberadaan Kasultanan Yogyakarta. Pangeran Mangkubumi yang memperjuangkan kedaulatan Kerajaan Mataram dari pengaruh Belanda, merupakan adik dari Sunan Paku Buwana II. Setelah melalui perjuangan yang panjang, pada hari Kamis Kliwon tanggal 29 Rabiulakhir 1680 atau bertepatan dengan 13 Februari 1755, Pangeran Mangkubumi yang telah bergelar Susuhunan Kabanaran menandatangani Perjanjian Giyanti atau sering disebut dengan Palihan Nagari . Palihan Nagari inilah yang menjadi titik awal keberadaan Kasultanan Yogyakarta. Pada saat itulah Susuhunan Kabanaran kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping I. Setelah Perjanjian Giyanti ini, Sri Sultan Hamengku Buwana mesanggrah di Ambarketawang sambil menunggui pembangunan fisik kraton.

Sebulan setelah ditandatanganinya Perjanjian Giyanti tepatnya hari Kamis Pon tanggal 29 Jumadilawal 1680 atau 13 Maret 1755, Sultan Hamengku Buwana I memproklamirkan berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan ibukota Ngayogyakarta dan memiliki separuh dari wilayah Kerajaan Mataram. Proklamasi ini terjadi di Pesanggrahan Ambarketawang dan dikenal dengan peristiwa Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram – Ngayogyakarta. Pada hari Kamis Pon tanggal 3 sura 1681 atau bertepatan dengan tanggal 9 Oktober 1755, Sri Sultan Hamengku Buwana I memerintahkan untuk membangun Kraton Ngayogyakarta di Desa Pacethokan dalam Hutan Beringan yang pada awalnya bernama Garjitawati.

Pembangunan ibu kota Kasultanan Yogyakarta ini membutuhkan waktu satu tahun. Pada hari Kamis pahing tanggal 13 Sura 1682 bertepatan dengan 7 Oktober 1756, Sri Sultan Hamengku Buwana I beserta keluarganya pindah atau boyongan dari Pesanggrahan Ambarketawan masuk ke dalam Kraton Ngayogyakarta. Peristiwa perpindahan ini ditandai dengan candra sengkala memet Dwi Naga Rasa Tunggal berupa dua ekor naga yang kedua ekornya saling melilit dan diukirkan di atas banon/renteng kelir baturana Kagungan Dalem Regol Kemagangan dan Regol Gadhung Mlathi. Momentum kepindahan inilah yang dipakai sebagai dasar penentuan Hari Jadi Kota Yogyakarta karena mulai saat itu berbagai macam sarana dan bangunan pendukung untuk mewadahi aktivitas pemerintahan baik kegiatan sosial, politik, ekonomi, budaya maupun tempat tinggal mulai dibangun secara bertahap. Berdasarkan itu semua maka Hari Jadi Kota Yogyakarta ditentukan pada tanggal 7 Oktober 2009 dan dikuatkan dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2004.


Sumber :
Risalah Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No 6 Tahun 2004.

Minggu, 13 November 2011

Dalam Pilkada Kota Bengkulu Tahun 2012 Siap Menang Ya Harus Siap Kalah


Kebanyakan bentrokan pilkada terjadi setelah pemilihan berlangsung, tatkala hasil pencoblosan mulai dihitung dan tanda-tanda kemenangan jatuh pada salah satu pasangan calon walikota dan wakilnya. Kerusuhan lebih banyak terjadi setelah pencoblosan daripada tatkala berlangsung kampanye.

Latar belakang, alasan, sebab protes, kerusuhan, dan bentrokan itu hampir-hampir klasik, ya itu-itu juga, yakni tuduhan terjadinya kecurangan dan pelanggaran hukum. Penghitungan suara dinilai oleh salah satu pasangan cela, digelembungkan, direkayasa. Panwaslu, panitia pengawasan pilkada, tidak independen dan netral. Bahkan KPU Kota/Kab, Komisi Pemilihan Umum, pun digugat. Protes muncul disertai unjuk rasa. Unjuk rasa melanggar aturan karena tak terkontrol, maka terjadilah bentrokan dengan petugas ketertiban umum.

Bisa juga bentrok antar pendukung peserta pilkada. Kejadian itu tentu saja disiarkan oleh media massa karena peristiwa itu menarik ataupun karena itulah cara media melakukan kontrol. Kesan dan dampak pun terbuka, serentak, dan interaktif.
Harapan kita adalah demokrasi yang damai tidak disertai unsur kekerasan. Termasuk juga kebebasan menyampaikan pendapat termasuk melalui unjuk rasa yang damai.

Apabila sampai terjadi ekses bentrokan dan kekerasan, tentunya hal itu menjadi perhatian yang serius bagi semua pihak yang terlibat dan berkepentingan. Sebab, demokrasi tentu saja tidak menghendaki dan menjauhi kekerasan.

Oleh sebab itu, inilah tugas dari pihak-pihak yang terlibat dalam pilkada untuk bekerja sesuai dengan jalur hukum yang berlaku tanpa adanya penyimpangan dan kecurangan yang disengaja atau karena kelalaian dalam seluruh proses pilkada. Kedewasaanlah faktor utama dalam hal ini, terutama siap menang dan siap kalah. Bagaimanapun juga, kemenangan salah satu kontestan adalah kemenangan kita.
Oleh : Akang Perantau

Kamis, 10 November 2011

Pil kada dan Pil Istri


Beberapa waktu kedepan di Kota Bengkulu akan mengadakan Pilkada. Disana-sini orang sibuk berargumen seperti di terminal angkot, pangkalan ojek, loket travel, loket bus, loket pembayaran PDAM/Listrik/Telpon, antrian di teller Bank, pasar tradisional, Bengkulu Indah Mall (BIM), Mega Mall (Memo), warung pangsit, pecel lele lesehan, pasar ikan dan ayam serta sayur. Ratusan bahkan ribuan orang bercerita ditempat tersebut mengemukakan pendapatnya masing-masing hingga terdengar keras suara mereka sehingga membuat sebagian lain tersenyum. Sebenarnya secara teoritis manajemen merupakan luapan perasaan rakyat akan harapan dan asa di masa datang agar ekonomi berjalan dengan baik dan menguntungkan semua pihak.

Para pemilih yang berhak memilih yaitu yang sudah nikah serta sudah berumur 17 tahun keatas. Padahal sengketa Pilkada dari beberapa daerah lainnya masih berlarut-larut. Sidang PHPU (Perselisihan Hasil Pemilihan Umum) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi (MK) terus berlangsung untuk menegakan keadilan bagi pihak yang bersengketa. Puluhan para pendukung kandidat yang kalah bersaksi dan memberikan argumentasinya agar pasangan mereka bisa menang di Mahkamah Konstitusi.

Mau menang Pilkada memang terkait dengan jumlah pemilih, lihatlah program KB (Keluarga berencana) dimana bertujuan umum membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya serta pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Disinilah dalam KB alat kontrasepsi sangat berperan penting, salah satunya adalah PIL KB. Telad minum Pil KB pasti akan mengakibatkan kehamilan dan akan menambah penduduk. Banyak penduduk pasti akan memenangkan pilkada bagi pasangan tertentu, sedangkan sedikit penduduk (pemilih) pasti pasangan itu akan kalah.

Seorang wanita berkata, “Sudah minum Pil KB mengapa bisa hamil, apa yang salah dengan pil KB”. Wah…sudah pastilah karena ya…ya…ya… iya lah. Pil KB-nya baru sampai tenggorokan, celananya udah sampai lutut!” Dijamin 100 persen pasti hamil.

Untuk mencegah ledakan penduduk menurut perkiraan pada tahun 2060 akan ada 475 juta penduduk seluruh Indonesia, Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) sekarang sangat serius untuk menyukseskan program KB untuk mencegah penduduk bertambah tetapi ini khabar buruk bagi Pilkada karena kekurangan pemilih.

Angkot Padang Nan Unik





Sebut saja kota Bogor yang sering dijuluki kota seribu angkot. Di Padang mungkin bisa ditambahkan, Kota seribu angkot modis. Begitulah kira-kira saya menamakannya hehehe. bukan HOAX atau nge-junk aja nih, tapi fenomena ini bisa anda buktikan sendiri atau teman-teman lihat sendiri. Hal ini sungguh jarang saya lihat baik di Jakarta maupun Bandung beserta kota-kota besar lainnya di Indonesia. Semuanya hanya mengharapkan ongkos dari penumpang tanpa memberi fasilitas apa-apa selain mengantarkan penumpang. Tak tanggung-tanggung, angkutan umum di Padang bisa mengalahkan aksesoris mobil-mobil pribadi, bisa dibayangkan angkot-angkot di Padang seperti mobil balap, gaul, modis. mulai dari tempelan-tempelan di badan mobil, kaca film, bodi rendah (ceper), sound system yahud, DVD, LCD, tempat duduk yang empuk dan nyaman.

Orang yang baru datang ke Padang pasti terheran-heran melihat modisnya angkutan umum di kota Padang. Sudah banyak TV swasta nasional yang meliput fenomena ini, di luar mereka dipuji, dikagumi dan mencengangkan semua orang. Tapi di dalam mereka mempunyai musuh perda mengenai penertiban angkutan umum aksesoris berlebihan. Ironis memang.
Oleh : Akang Rustandi yang baru tandang Ke Kota Padang (7 s.d. 9 Novmber 2011)

Angkot Padang Nan Unik

Makna Hari Pahlawan


Bangsa kita setiap tahun merayakan Hari Pahlawan pada 10 November. Pada saat itulah kita mengenang jasa para pahlawan yang telah bersedia mengorbankan harta dan nyawanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Kita memilih 10 November sebagai Hari Pahlawan karena pada tanggal tersebut 65 tahun silam para pejuang kita bertempur mati-matian untuk melawan tentara Inggris di Surabaya.
Saat itu kita hanya mempunyai beberapa pucuk senjata api, selebihnya para pejuang menggunakan bambu runcing. Namun para pejuang kita tak pernah gentar untuk melawan penjajah. Kita masih ingat tokoh yang terkenal pada saat perjuangan itu yakni Bung Tomo yang mampu menyalakan semangat perjuangan rakyat lewat siaran-siarannya radionya. Ruslan Abdul Gani yang meninggal beberapa waktu lalu, adalah salah seorang pelaku sejarah waktu itu.
Setiap tahun kita mengenang jasa para pahlawan. Namun terasa, mutu peringatan itu menurun dari tahun ke tahun. Kita sudah makin tidak menghayati makna hari pahlawan. Peringatan yang kita lakukan sekarang cenderung bersifat seremonial. Memang kita tidak ikut mengorbankan nyawa seperti para pejuang di Surabaya pada waktu itu.
Tugas kita saat ini adalah memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan perkembangan zaman. Saat memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, rakyat telah mengorbankan nyawanya. Kita wajib menundukkan kepala untuk mengenang jasa-jasa mereka. Karena itulah kita merayakan Hari Pahlawan setiap 10 November.
Akan tetapi kepahlawanan tidak hanya berhenti di sana. Dalam mengisi kemerdekaan pun kita dituntut untuk menjadi pahlawan. Bukankah arti pahlawan itu adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran? Bukankah makna pahlawan itu adalah pejuang gagah berani? Bukankah makna kepahlawanan tak lain adalah perihal sifat pahlawan seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan?
Menghadapi situasi seperti sekarang kita berharap muncul banyak pahlawan dalam segala bidang kehidupan. Dalam konteks ini kita dapat mengisi makna Hari Pahlawan yang kita peringati setiap tahun pada 10 November, termasuk pada hari ini. Bangsa ini sedang membutuhkan banyak pahlawan, pahlawan untuk mewujudkan Indonesia yang damai, Indonesia yang adil dan demokratis, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kita mencatat beberapa wilayah Indonesia masih dihantui tindakan teror. Kita membutuhkan orang yang berani untuk menangkap pelakunya. Negeri kita sedang dililit kanker korupsi yang sudah mencapai stadium terakhir. Kita membutuhkan orang-orang berani untuk memberantasnya. Seorang ilmuwan pun bisa menjadi pahlawan dalam bidangnya berkat penemuannya yang dapat menyejahterahkan orang banyak. Seorang petugas pemadam kebakaran yang tewas saat berjuang mematikan api yang sedang membakar rumah penduduk adalah pahlawan juga.
Setiap orang harus berjuang untuk menjadi pahlawan. Karena itu, hari pahlawan tidak hanya pada 10 November, tetapi berlangsung setiap hari dalam hidup kita. Setiap hari kita berjuang paling tidak menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri dan keluarga. Artinya, kita menjadi warga yang baik dan meningkatkan prestasi dalam kehidupan masing-masing. Mahasiswa Universitas Trisakti yang tewas ditembak dalam perjuangan reformasi sewindu lalu adalah pahlawan, meskipun negara belum menobatkan mereka sebagai pahlawan.
Memang tidak mudah untuk menjadi pahlawan. Mungkin lebih mudah bagi kita menjadi pahlawan bakiak, yaitu suami yang patuh (takut) kepada istrinya. Atau menjadi pahlawan kesiangan, yakni orang yang baru mau bekerja (berjuang) setelah peperangan (masa sulit) berakhir atau orang yang ketika masa perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai menyatakan diri pejuang.
Hari ini kita merayakan Hari Pahlawan untuk mengenang jasa para pejuang pada masa silam. Kita bertanya pada diri sendiri apakah kita rela mengorbankan diri untuk mengembangkan diri dalam bidang kita masing-masing dan mencetak prestasi dengan cara yang adil, pantas dan wajar. Itulah pahlawan sekarang.

Rabu, 09 November 2011

Dari Legenda menjadi Jembatan nan Megah (Jembatan Siti Nurbaya)


Berdiri megah membelah Batang Arau, tepatnya berada di daerah kota tua Padang, Jembatan Siti Nurbaya menjadi jalan menuju Taman Siti Nurbaya, di mana ia dan Syamsul Bahri dimakamkan. Hujan lebat sedang berlangsung siang itu, ketika saya menginjakkan kaki di Jalan Dobi, Padang. Di depan, jalan ini terbagi tiga; di tengah adalah jalan menuju sebuah jembatan yang menghubungkan Kota Padang dengan Gunung Padang, dan sungai kecil Batang Arau yang bermuara ke Samudera Hindia di sepanjang Pantai Padang, memisahkan kedua daerah ini.

Jembatan Siti Nurbaya diambil dari nama tokoh cerita rakyat, seorang perempuan korban kawin paksa bernama Siti Nurbaya. Cerita ini sudah dituangkan dalam novel karya Marah Rusli dan sudah ditayangkan pula dalam sinetron berseri di TVRI dan sempat menjadi tontonan favorit yang ditunggu-tunggu.

Jika Palembang terkenal dengan Jembatan Ampera, dan Banjarmasin dengan Jembatan Barito, maka Padang memiliki Jembatan Siti Nurbaya. Jembatan ini terbentang sepanjang 60 meter menghubungkan daerah Muaro dengan Kampung Seberang Padang yang berada di kaki Gunung Padang. Pembangunannya selesai pada tahun 2005.

Kota Tua Padang

Jembatan Siti Nurbaya terletak di Kecamatan Padang Selatan, sekitar satu kilometer arah barat dari Pasar Raya Padang, atau sekitar 25 km dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Dari bandara, untuk menuju lokasi ini, Anda bisa menyewa taksi. Jika pandai menawar, tarifnya bisa di bawah Rp 100 ribu. Atau, jika mau yang lebih murah, bisa juga dengan Bus Damri jurusan Pasar Raya Padang dengan ongkos Rp 15 ribu.

Dari Pasar Raya, Anda harus menyambung naik angkutan kota menuju Muaro dengan membayar Rp 2.000. Turun di sekitar Muaro, Jembatan Siti Nurbaya sudah di depan mata.

Dari Jalan Nipah, ketika mulai memasuki Jembatan Siti Nurbaya, di depan berdiri Gunung Padang dengan kokoh menghadap lautan Samudera Hindia. Sedang di bawah jembatan, kapal-kapal berlabuh di Dermaga Muaro Padang. Hingga akhir abad ke-19, dermaga ini merupakan pelabuhan besar yang terkenal sebagai salah satu dermaga tersibuk di Sumatera.

Sebagai bukti kebesaran Dermaga Muaro Padang di zaman dulu, di sepanjang pelabuhan ini berdiri kota tua Padang dengan bangunan-bangunan megah berarsitektur klasik Eropa walaupun sekarang (8-11-2011) agak rusak karena dilanda gempa setahun yang lalu. Bangunan-bangunan tua ini dulunya adalah peninggalan kolonialis Belanda untuk mendukung perdagangan rempah-rempah dengan para saudagar dari negeri Timur dan Eropa. Bangunan-bangunan tua ini ikut menjadi bagian pemandangan dari atas jembatan, berjejer megah sepanjang pelabuhan menghadap ke Batang Arau. Begitu majunya Kota Padang dulu dengan pelabuhan besar ini.

Sekarang, bangunan-bangunan tua itu umumnya ditempati warga Tionghoa. Makanya daerah kota tua ini juga dikenal sebagai China Town-nya Padang. Kawasan Pecinan ini berada agak ke barat dari Jembatan Siti Nurbaya, dengan jalan utamanya, Pondok. Terdapat sebuah kelenteng tua bergaya arsitektur China Selatan yang berusia lebih dari 200 tahun dan masih berfungsi hingga sekarang. Di seberang Batang Arau, juga terdapat bekas kuburan China.

Ke arah timur dari kota tua ini, ditemui Pasa Batipuah dan Pasa Gadang, bekas pasar yang sekarang menjadi gudang-gudang penyimpanan rempah-rempah dan bahan-bahan bangunan. Tercium aroma rempah-rempah yang segar ketika saya melewati daerah ini. Sedangkan di sisi kanan, bangunan tua Bank Indonesia dengan arsitektur klasik masih berdiri kokoh.

Kopi dan Jagung Bakar

Pada malam hari, suasana Jembatan Siti Nurbaya jauh lebih mempesona. Lampu-lampu kecil dari rumah-rumah penduduk di kaki Gunung Padang tampak seperti titik-titik cahaya dari kejauhan. Lampu-lampu kapal dan bangunan-bangunan tua di sekitar dermaga juga ikut meramaikan, menambah romantis suasana malam.

Coba perhatikan lampu-lampu itu dari kejauhan. Lampu-lampu Jembatan Siti Nurbaya akan tampak membentuk kombinasi gonjong Rumah Gadang, ciri khas bangunan di Sumatera Barat.

Duduk di kursi-kursi plastik warna-warni di pinggir jalan di Jembatan Siti Nurbaya pada malam hari adalah kegiatan yang menyenangkan. Sambil mencium aroma laut, Anda bisa memesan secangkir kopi, jagung bakar manis, dan roti bakar yang masih hangat. Para pedagang makanan ringan menyediakan itu semua di Jembatan Siti Nurbaya.

Banyak juga anak-anak muda yang berkumpul di sini, sembari mengobrol dengan teman-teman. Makanya tak heran, suasana Jembatan Siti Nurbaya pada siang hari akan jauh berbeda dengan suasana di malam hari. Pada malam minggu, jalanan akan macet saking banyaknya kendaraan yang parkir di sepanjang jembatan ini.

Jika Anda ingin bermalam minggu di sini, lebih baik tidak membawa mobil pribadi (cerita tukang sate). Lebih baik naik sepeda motor, atau sekali-sekali coba naik angkutan kota atau taksi. Paling, hanya akan merogoh kocek Rp 2.000 saja untuk angkot, atau sekitar Rp 30 ribu jika naik taksi dari pusat kota.

Atau, sekalian saja naik bendi (delman, bahasa Padang) dari Pasar Raya Padang. Suasananya akan terasa lebih romantis, menikmati angin pantai di sepanjang jalan sembari mendengarkan sepatu kuda. Ongkosnya juga tak mahal, hanya sekitar Rp 30 ribu saja. Coba tawar pak kusirnya, mungkin bisa lebih murah. Apalagi kalau Anda bisa menawar dengan bahasa Minang. “Duo puluah ribu se yo, Pak!”

Legenda Siti Nurbaya

Konon, di bukit yang disebut dengan nama Gunung Padang, Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri dimakamkan. Di Indonesia, siapa yang tak mengenal kisah cinta Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri yang berakhir tragis? Kisah mereka selalu diajarkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia di SD hingga SMP. Mereka merupakan tokoh yang dikisahkan dalam Roman Siti Nurbaya karangan Marah Rusli, diterbitkan Balai Pustaka pada tahun 1922.

Tua muda, lelaki perempuan, pejabat, hingga kalangan papa, menikmati kisah ini sebagai bagian sejarah dan budaya dari Indonesia. Cinta dari kedua insan ini disanjung sedemikian rupa, karena tetap kukuh meski tentangan dari orang tua maupun upaya Datuk Maringgih merebut hati Siti Nurbaya sangat besar. Sebuah kisah Romeo dan Juliet dari Ranah Minang.

Meski hanya tokoh fiksi yang tak nyata, tapi masyarakat mempercayai legenda tersebut sempat hidup di Padang pada zaman penjajahan Belanda. Begitu juga makam Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri, telah dianggap nyata berada di puncak Gunung Padang.

Sebelum menuju puncak Gunung Padang, di bagian kaki dan lerengnya terdapat pemukiman masyarakat, sekitar lima menit perjalanan dari Jembatan Siti Nurbaya. Di sana terdapat juga meriam tua dan benteng peninggalan Perang Dunia II yang moncongnya mengarah ke Muaro Padang. Di sekitar puncak terdapat beberapa lubang bekas tempat persembunyian dan pengintaian (bunker) peninggalan tentara Jepang.

Menuju puncak, jalan setapak bertangga-tangga telah menanti, namun kondisinya tidak sebaik lima belas tahun silam. Gunung Padang berada di ketinggian sekitar 400 meter dari permukaan laut. Dari puncaknya, keindahan panorama Batang Arau dan Dermaga Muaro Padang dengan Jembatan Siti Nurbaya, serta aktivitas Kota Padang menjadi pemandangan yang terhampar luas.

Christine Hakim
Sebelum pulang, saya tak lupa membeli oleh-oleh. Tak jauh dari Jembatan Siti Nurbaya, di sepanjang sisi kiri Jalan Nipah, ditemukan toko-toko yang menjual oleh-oleh makanan khas Minangkabau. Toko-toko seperti Christine Hakim dan Nipah menyediakan keripik balado, sanjai, kue dakak-dakak, galamai dan makanan ringan lainnya. Bahkan rendang pun tersedia di sini.

Sedikit bercerita tentang Keripik Balado Christine Hakim, ini tak ada hubungannya dengan artis senior Christine Hakim yang juga berdarah Minang. Awalnya Saya sempat berpikiran bahwa toko keripik balado ini milik Christine Hakim, sang artis. Namun ternyata tidak.

Christine Hakim adalah nama sang pemilik toko keripik balado tersebut, yang ternyata keturunan Tionghoa dengan nama asli Kheng Kim. Sama seperti Christine Hakim artis, Kheng Kim juga lahir pada 1956. Pada tahun 1990, ia mengganti namanya menjadi Christine Hakim, karena pemerintah saat itu mewajibkan warga keturunan Tionghoa yang berada di Indonesia untuk mengganti nama sesuai dengan Bahasa Indonesia.

Saya tak tahu juga, apakah Keripik Balado Christine Hakim ini terkenal karena kebetulan bernama sama dengan artis Christine Hakim, atau memang karena enaknya keripik balado tersebut. Tapi yang jelas, Christine Hakim, sang pengusaha keripik balado, telah berhasil mengelola 150 usaha kecil menengah (UKM) dan mampu mengangkat makanan tradisional Minangkabau hingga ke mancanegara.

Sudahlah, lupakan Christine Hakim. Saya sudah menjinjing sekardus kecil keripik balado, sanjai, kue dakak-dakak, dan galamai. Oya, satu lagi. Jika pergi ke Jembatan Siti Nurbaya di malam hari, jangan lupa menyusuri jalan sepanjang pesisir Pantai Padang.

Setidaknya, kesempatan langka ini akan menjadi salah satu pengalaman tersendiri yang akan saya kenang dan ingat sampai hayat nanti. (Padang, Hotel Pangeran City, 09-11-2011).

SEJARAH BIM (Bandaara International Minangkabau)



Bandara baru di Ketaping yang diberi nama Bandara Internasional Minangkabau (BIM) telah dioperasikan sejak 22 juli 2005. bandara ini didesign dengan arsitetur tradisional Minangkabau dengan ciri khas Bagonjong atau atap berbentuk tanduk dan interior terminal penumpang yang dihiasi dengan ukiran Minangkabau tradisional sebagai aksen interior modern yang penuh imajinasi.

Bandara Internasional Minangkabau merupakan bandara pertama dan satu – satunya di negara ini bahkan di dunia yang menggunakan nama etnik sebagai nama bandaranya. Fasilitas pendukungnya yang semuanya menggunakan nama dan istilah Minang dan gedung terminal penumpangnya merupakan gedung terbesar di Indonesia dengan arsitektur Minangkabau.

Bandara Internasional Minangkabau terletak 23 km dari pusat Kota Padang, menempati lahan seluas ± 427 hektare sebagai pintu gerbang utama Sumatera Barat. Bandara ini mulai dibangun tahun 2001 menggantikan Bandara Tabing yang telah beroperasi selama 34 tahun. Dipindahkannya Bandara Tabing ke Bandara Internasional Minangkabau karena sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dari segi keselamatan penerbangan. Bandara baru yang pembangunannya menghabiskan dana sekitar 9,4 miliar Yen yang merupakan pinjaman lunak dari Japan Bank Internasional Coorporation (JICB) dan APBN sekitar Rp. 97,6 miliar (10%-nya) melibatkan kontraktor Shimizu dan Marubeni JO dari Jepang serta Adhi Karya dari Indonesia.

Jumlah penerbangan yang melayani rute dari dan ke Bandara Internasional Minangkabau seperti di Bandara Tabing menghubungkan Padang dengan Jakarta, Medan, Batam dan Pekanbaru untuk domestik, sedangkan untuk pelayanan transportasi udara ke luar negeri (internasional) yaitu Singapura dan Kualalumpur. Hingga saat ini tercatat sebanyak sepuluh maskapai penerbangan nasional dan dua maskapai penerbangan asing beroperasi di Bandara Internasional Minangkabau. Bandara Internasional Minangkabau dapat menampung pesawat udara berbadan lebar seperti A 330 atau MD 11 dan kelengkapan fasilitas yang jauh berbeda dengan Bandara Tabing dapat lebih menggairahkan aktifitas penerbangan di bandara ini.

Bandara Internasional Minangkabau merupakan bandara kedua setelah Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng yang pembangunannya benar – benar dari awal. Rencana induk (masterplan) bandara ini akan dibangun dalam tiga fase, fase keduanya akan dimulai pada tahun 2010. bila seluruh fase telah diselesaikan panjang landasan Bandara Internasional Minangkabau akan bertambah hingga 3.600 meter yang dilengkapi dengan parallel taxiway disertai dengan pembangunan fasilitas pendukung lainnya, seperti gedung terminal penumpang. Mengingat kondisi saat ini, jumlah penumpang yang sudah mencapai 1,3 juta pertahun, sudah dua kali lipat lebih dari yang direncanakan dulu, yang menargetkan 622.000 penumpang pertahun untuk dapat dipenuhi pada tahun 2010. Bandara Internasional Minangkabau harus secepatnya dikembangkan agar dapat menampung peningkatan jumlah penumpang dan barang dimasa yang akan datang, sehingga kenyamanan dan kepuasan pengguna jasa dapat tercapai.



Bersamaan dengan pembangunan bandara, Pemerintah daerah membangun sebuah jembatan layang (fly over) di perempatan jalan masuk ke bandara, yang sampai saat ini belum selesai pengerjaannya, serta pelebaran ruas jalan Tabing – Duku sepanjang 10 km yang terletak pada ruas jalan Padang – Bukit Tinggi. Dengan status jalan Nasional ini, merupakan bagian dari upaya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang bertujuan disamping untuk meningkatkan kapasitas pelayanan mobilitas penumpang dan barang, juga dalam rangka menunjang Bandara Internasional Minangkabau. PT. (Persero) Kereta Api juga berencana membuka akses kereta api masuk ke Bandara Internasional Minangkabau dengan menambah rel baru sepanjang 4 km masuk ke bandara ini. nantinya dengan dukungan prasarana yang memadai, Bandara Internasional Minangkabau mudah dicapai dengan bermacam moda transportasi. Untuk public transportation saat ini baru tersedia bus dan taksi yang melayani rute Bandara Internasional Minangkabau – Kota Padang dan kota – kota lain di Sumatera Barat.

Bandara Internasional Minangkabau membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat, yang sekaligus merupakan tantangan baru yang harus dihadapi. Dalam konsep ekonomi pembangunan, prasarana publik harus lebih dulu dipersiapkan. Karena nantinya prasarana pendukung lainnya akan terstimulator dengan sendirinya. Sumatera barat memiliki keunggulan dari segi alam dan Budayanya serta pendidikan yang tinggi, menjadi suatu prospek yang bagus untuk mengembangkan perekonomian Sumatera barat. Terlebih lagi dari segi pariwisata Sumatera Barat yang memang cukup potensial untuk menumbuh kembangkan daerah.

Lah Jatuah, Diimpok Baban Pulo


Dunsanak-dunsanak awak nan manjadi korban banjir di Pasisia dan di Pasaman Barat kini iduiknyo sabana susah di ateh susah. Bak kecek pepatah urang tuo-tuo saisuak juo, lah jatuah diimpok dek baban barek pulo.
Dari barita koran ‘Singgalang’ dikatahui dek urang-urang di lapau Uwo Pulin baraso korban banjir di pasisia kini kakurangan bareh. Ijankan di rumah-rumah atau di kadai, di gudang pun indak ado lai bareh.
Di Pasaman Barat, kini korban-korban banjir lah mulai pulo kanai sakik paruik. Dalam istilah kasehatannyo, kanai diare.
“Iko iyo lah sabana jatuah diimpok janjang nampaknyo mah,” kato Udin Kuriak.
“Kini indak banyak rumah nan pakai janjang lai doh Din. Kurang pas istilah tu untuak zaman kini mah,” sorak Mak Pono.
“Apo nan pas manuruik Mamak?” Tanyo Udin.
“Lah jatuah diimpok dek baban barek. Baban barek ko pakai singguluang batu pulo. Cubo bayangkan barek dan sakiknyo dek Udin. sumah abih, haratao tandeh, nan ka dimakan indak ado pulo,” jawek Mak Pono.
“Tunggu Mak. Den bayangan nta lu!” Potong Kari Garejoh.
“Iko indak untuak garah doh. Harusnyo awak marasoan baa parasaan dunsanak awak di kampuang Uncu Labai kini. Rumah, sawah sarato tampek usao lah anyuik dek banjir. Dalam kondisi bantuak itu indak pulo ado bareh untuak ditanak. Kiro-kiro apo nan ka dimakan dek masyarakaik? Bayangkanlah baa anak-anak indak lalok di rumah dan indak pulo ado nasi. Jujur se, den iyo ndak talok mambayangkannyo doh,” kecek Udin.
“Batua mah Din. Kapatang Uncu sempat ma-es-em-es den. Keceknyo kalau ado kawan-kawan nan nio mambantu, rancak makanan dikirim ka situ. Salain itu salimuik jo ubek-ubek,” kecek Uwo Pulin pulo indak katinggalan basuaro.
“Saandainyo ado bareh, dima ka batanak? Rumah tu bana nan indak ado. Lah anyuik. Kok ado bana tenda, baa maiduik-an api? Nagari tu taganang dan hujan indak baranti turun. Kabanyo kayu api ndak lo ado,” Angah Piyan lah sato pulo mangecek.
“Baitu juo dunsanak awak di Pasaman Barat, Ngah. Rumah tarandam, sakik paruik tibo pulo. Ijankan untuak baubek, untuak nan ka dimakan se indak ado,” kato Udin baliak.
“Samo badoa se awak, mudah-mudahan nagari tu capek bangkik dan indak ado lai musibah. Ciek lai awak harus tabah dan saba. Karano Allah indak ka manimpokan musibah ka suatu kaum, kalau kaum itu indak sanggup manarimonyo. Satiok musibah pasti ado hikmahnyo,” kecek Malin Kacindin. (eSPe St.Soeleman)

Minggu, 06 November 2011

Enam Belas Tokoh Sastra Sunda yang Berpengaruh


SEJAUH dapat dilacak, buku atau penelitian tentang tokoh sastra Sunda yang telah diusahakan masih bisa dihitung jari. Sekadar contoh, penelitian Tini Kartini dkk. yang berjudul Biografi dan Karya Sastrawan Sunda Masa 1945-1965 (1978), Yuhana dengan Sastrawan Sunda (1979), Daéng Kanduruan Ardiwinata, Sastrawan Sunda (1979), dan Biografi dan Karya Pujangga Haji Hasan Mustapa (1985). Juga Ajip Rosidi dengan Haji Hasan Mustapa jeung Karya-karyana (1989). Adapun yang paling mutakhir adalah Ensiklopedi Sunda (2000) dan Apa Siapa Orang Sunda (2003) yang keduanya karya Ajip Rosidi dkk.

Dari dokumen yang sedikit itulah, untuk sementara dapat dibentangkan kiprah beberapa tokoh sastra Sunda. Menurut pengamatan saya, sedikitnya ada 16 tokoh yang berpengaruh dalam sastra Sunda yang mewakili zaman dan genre karya yang dihasilkannya. Adapun pemilihan dan penempatan urutan tokoh diniati hanya mengenalkan saja, tidak untuk menilai, apalagi mengesampingkan tokoh lain. Pertimbangannya pun didasarkan pada popularitas dan dominasi hasil karya yang besar pengaruhnya dalam jagat sastra Sunda.

Tokoh pertama dan kedua adalah P. H. H. Mustapa (1852-1930) dan Muh. Musa (1822-1886). Keduanya tokoh sastra Sunda terbesar pada zaman kolonial yang banyak menulis dangding dan wawacan. Sekitar tahun 1900-an, misalnya, P.H.H. Mustapa sempat menulis lebih dari 10.000 bait dangding yang kualitas literernya dianggap bermutu tinggi. Selain itu ia pun banyak menulis anekdot dan prosa. Namun kebesarannya baru disebut-sebut pada tahun 1950-an oleh Ajip Rosidi, yang selanjutnya memicu para peneliti untuk mendalaminya. Tahun 1965 P. H. H. Mustapa mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat dan pada tahun 1977 Presiden RI memberikan Anugerah Seni kepadanya sebagai sastrawan daerah Sunda.

Sedangkan Muh. Musa (1822-1886) adalah pelopor sastrawan Sunda pada paruh kedua abad 19. Karya-karyanya dalam bentuk wawacan (11 judul) dan prosa (33 judul), baik asli maupun terjemahan, banyak diterbitkan pemerintah kolonial pada waktu itu. Wawacan “Panji Wulung”, merupakan salah satu karyanya yang cukup populer di masyarakat Sunda. Berkat jasa dan hubungannya yang baik dengan pemerintah kolonial, Muh. Musa sempat memperoleh medali emas. Muh. Musa pun banyak mengusahakan buku bacaan berbahasa Sunda. Menurut catatan Moriyama (2005), Muh. Musa sedikitnya menerbitkan 14 judul buku yang dicetak pada zaman pemerintah kolonial.

Tokoh ketiga dan keempat adalah D.K. Ardiwinata (1866-1947) dan Yuhana. Keduanya tokoh sastra Sunda pada zaman Balai Pustaka yang banyak menulis novel. Baruang ka nu Ngarora (1914) adalah novel pertama berbahasa Sunda yang ditulis oleh D.K. Ardiwinata. Selain itu ia pun menulis dongeng dan banyak menyadur karya-karya pengarang dunia.

Pemikirannya yang terpenting adalah bahwa orang Sunda harus banyak menulis prosa ketimbang puisi (dangding) yang sering kali merusak bahasa karena hendak memenuhi aturan pupuh. Adapun Yuhana (nama aslinya Achmad Bassach) adalah pengarang novel Sunda yang karya-karyanya setia diterbitkan oleh penerbit swasta. Tidak tercatat satu pun novelnya yang diterbitkan Balai Pustaka. Novel populernya yang pertama adalah Carios Eulis Acih (1923). Novel tersebut menuai sukses besar pada waktu itu dan sempat dibuat film. Setelah itu keluar novelnya yang lain, seperti Neng Yaya (1923), Agan Permas (1926), dan yang paling terkenal Rasiah nu Goréng Patut (1928) atau lebih dikenal dengan Karnadi Anémer Bangkong karena tokoh utamanya bernama Karnadi.

Novel ini dikarang bersama dengan Sukria serta pernah dibuat film. Hal yang membuat Yuhana dapat digolongkan sebagai pembaru sastra Sunda karena karya-karyanya dapat hidup di luar bayang-bayang Balai Pustaka. Meski berbeda gaya dalam berkarya, keduanya berpengaruh dalam sastra Sunda, terutama dalam penulisan novel.


Tini Kartini
Tokoh kelima dan keenam adalah GS dan Tini Kartini (lahir 1933-sekarang). Menurut M.A. Salmun, GS bernama lengkap G. Sastradiredja. Namun menurut R. Éro Bratakusumah, GS bernama lengkap G. Soewandakoesoemah. GS adalah pelopor penulisan cerpen berbahasa Sunda. Dogdog Pangréwong (1930) adalah kumpulan cerpennya yang pertama dalam bahasa Sunda dan merupakan kumpulan cerpen yang pertama terbit di Indonesia. Isinya delapan cerpen bernada humor yang dialog antartokohnya terasa hidup.

Selain menulis cerpen, GS pun menulis karangan lepas dalam majalah Parahiangan. Adapun Tini Kartini dapat disebutkan sebagai pengarang wanita cukup kuat dalam cerpen Sunda. Kumpulan cerpennya yang pertama terbit ialah Jurig!, Paméran, dan Nyi Karsih. Selain itu Tini Kartini banyak melakukan penelitian tentang sastra dan sastrawan Sunda. Meskipun keduanya berbeda zaman, namun dalam hal kepengarangannya, baik GS maupun Tini Kartini termasuk tokoh berpengaruh dalam sastra Sunda, terutama dalam penulisan cerpen.

Tokoh ketujuh dan kedelapan adalah Kis Ws (1922-1995) dan Sayudi (1932-2000). Keduanya pelopor dan pembaru dalam penulisan sajak Sunda. Kis Ws adalah orang Sunda pertama yang menulis sajak Sunda sekitar tahun 1950-an. Sempat terjadi polemik ketika sajaknya untuk pertama kali dimuat dalam Sk. Sipatahunan, karena pada waktu itu orang Sunda lebih mengenal dangding. Selain menulis sajak, Kis Ws pun banyak menulis cerpen dan esai. Adapun Sayudi banyak disebut sebagai penulis sajak epik pertama dalam sastra Sunda. Lalaki di Tegal Pati (1962) merupakan buku kumpulan sajak karya Sayudi dan pertama dalam sastra Sunda. Setelah itu Sayudi mengeluarkan kumpulan sajaknya yang kedua berjudul Madraji (1983). Banyak ahli menyebutkan bahwa Madraji merupakan carita pantun modern, karena bentuknya seperti paduan antara sajak dan carita pantun. Kis Ws dan Sayudi merupakan tokoh berpengaruh dalam sastra Sunda, terutama dalam penulisan sajak.


RAF
Tokoh kesembilan dan kesepuluh adalah RAF (1929-2008) dan R.H. Hidayat Suryalaga (1941-sekarang). Keduanya sastrawan yang banyak menulis naskah drama, atau setidaknya mempunyai perhatian yang luas terhadap dunia teater. RAF (Haji Rahmatullah Ading Affandie) disebut-sebut sebagai pelopor dalam drama Sunda modern. Lewat jasa-jasanya kita pernah melihat gending karesmen dan drama berbahasa Sunda muncul pertama kalinya di layar kaca TVRI. “Inohong di Bojongrangkong” adalah judul sinetron (?) garapannya yang cukup melegenda dan sangat dipikalandep oleh penonton TVRI pada masanya. Ditayangkan sebulan sekali sampai 110 episode.

R.H. Hidayat Suryalaga banyak menulis naskah gending karesmen, longser, dan drama berbahasa Sunda. Penelitian Agus Suherman (1998) mencatat lebih dari 25 naskah gending karesmen, longser, dan drama yang sudah ditulis R.H. Hidayat Suryalaga. Di antara naskah drama yang paling kuat adalah “Sanghyang Tapak”, “Cempor”, dan “Setatsion Para Arwah”. R.H . Hidayat Suryalaga termasuk tokoh yang memelopori berdirinya Teater Sunda Kiwari (1975) dan berhasil menerjemahkan Alquran ke dalam bentuk pupuh. Keduanya bolehlah disebut tokoh berpengaruh dalam penulisan naskah drama dan gending karesmen.


Ajip rosidi
Tokoh kesebelas dan kedua belas adalah Ajip Rosidi (1938-sekarang) dan Duduh Durahman (1939-sekarang). Keduanya kritikus kuat dalam sastra Sunda. Ajip Rosidi dipandang sebagai tokoh kritis, frontal, dan pemberani dalam berpolemik. Banyak esai kritik yang telah ditulisnya, di antaranya dikumpulkan dalam buku Dur Panjak! (1967), Dengkleung Déngdék (1985), Hurip Waras! (1988), dan Trang-trang Koléntrang (1999). Selain itu Ajip Rosidi pun banyak berkiprah dalam dunia penerbitan. Namun pekerjaan raksasanya dalam dunia sastra Sunda antara lain penelitian tentang folklor dan pantun Sunda, penyusunan Ensiklopedi Sunda, pemrakarsa Konferensi Internasional Budaya Sunda I, dan sejak tahun 1989 secara rutin memberikan Hadiah Rancagé untuk sastrawan berbahasa Sunda.

Adapun Duduh Durahman, banyak menulis kritik terhadap sastra Sunda. Karya kritiknya telah dikumpulkan dalam Catetan Prosa Sunda (1984) dan Sastra Sunda Sausap Saulas (1991). Selain itu Duduh Durahman pun banyak menulis cerpen dan setia mengasuh rubrik sastra di majalah Manglé. Duduh Durahman pun dikenal sebagai aktor dan kritikus film. Maka meskipun tidak sejajar dalam produktivitas berkarya dan aktivitas kegiatan, keduanya tokoh berpengaruh terutama dalam penulisan kritik sastra.


Wahyu Wibisana
Tokoh ketigabelas dan keempatbelas adalah Wahyu Wibisana (1935-sekarang) dan Yus Rusyana (1938-sekarang). Keduanya praktisi sekaligus akademisi sastra Sunda yang banyak menulis sajak, prosa, maupun drama dalam bahasa Sunda. Sebagai akademisi, keduanya memang seorang pendidik dan peneliti. Wahyu Wibisana, misalnya, pernah menjadi guru SD dan dosen tamu di IKIP Bandung. Selain itu Wahyu pun banyak melakukan penelitian dalam bidang sastra Sunda, menyusun kurikulum mata pelajaran bahasa dan sastra Sunda, menulis buku pelajaran sastra Sunda, dan menulis berbagai makalah tentang sastra Sunda yang disampaikan dalam forum pendidikan.


Yus Rusyana
Yus Rusyana adalah guru besar bahasa dan sastra Indonesia dan Sunda pada Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Banyak melakukan penelitian, menulis buku pelajaran sastra Sunda, dan menyampaikan prasaran dalam forum ilmiah. Beliaulah sastrawan Sunda yang pertama mendapat hadiah Rancagé lewat karyanya Jajatén Ninggang Papastén (1989). Selain sebagai sastrawan, keduanya dapat ditempatkan sebagai tokoh akademisi dalam sastra Sunda.

Tokoh kelimabelas dan keenambelas adalah Godi Suwarna (1956-sekarang) dan Etty R.S. (1958-sekarang). Keduanya pengarang sajak Sunda yang sangat potensial. Godi Suwarna pernah menggemparkan jagat Sunda berkat sajak-sajaknya yang dekonsturktif. Kata-kata dalam sajak-sajak Godi punya idiom bahasa Sunda yang khas. Idiom tersebut merupakan paduan antara bahasa Sunda lulugu, dialek, dan populer. Selain piawai menulis, Godi juga sangat terampil membaca sajak.

Adapun Etty R.S. merupakan pengarang wanita dalam sajak Sunda yang kuat dalam memilih diksi. Sajak-sajaknya realistis dan sedikit arkhais. Banyak yang menyatakan bahwa Etty pelopor pengarang wanita dalam menulis sajak Sunda kontemporer. Baik Godi maupun Etty R.S., keduanya merupakan pelopor dalam penulisan sajak Sunda kontemporer. Di tangan Godi dan Etty, sajak Sunda dapat disukai oleh remaja dan anak-anak sekolah. Terbukti dalam setiap perlombaan deklamasi sajak Sunda antarpelajar, sajak Godi dan Etty selalu menjadi sajak wajib untuk dideklamasikan.


Etty RS
Itulah 16 tokoh berpengaruh dalam sastra Sunda. Dari jumlah tersebut, beberapa di antaranya sempat mendapat hadiah Rancagé, Yus Rusyana untuk karya (1989) dan jasa (2000), RAF untuk karya (1991) dan jasa (1998), Godi Suwarna untuk karya (1993, 1996, 2008), Kis Ws untuk jasa (1993), Sayudi untuk jasa (1994), Etty RS untuk karya (1995), Wahyu Wibisana untuk jasa (1997), Duduh Durahman untuk jasa (1999), dan Tini Kartini untuk jasa (2003).

Sebenarnya masih banyak tokoh sastra Sunda lainnya yang berpengaruh. Sebutlah, antara lain R. Méméd Sastrahadiprawira, Moh. Ambri, Ki Umbara, Sjarif Amin, Muh. Rustandi Kartakusuma, Abdullah Mustapa, Yoseph Iskandar, H. Rusman Sutiasumarga, Dedy Windyagiri, Holisoh MÉ, dan Tatang Sumarsono. Dengan demikian, maka apa yang dapat dilakukan? Kiranya harus ada tulisan tentang 100 tokoh berpengaruh dalam sastra Sunda. ***

* Deni Hadiansah, Mahasiswa S-2 Kajian Sastra Kontemporer Unpad Bandung, pengasuh acara “Ngamumulé Basa Sunda” di RRI Bandung, aktif di Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung.

Sumber: Khazanah, Pikiran Rakyat, Bandung